
Compusiciannews.com – Selama masa pandemi Covid-19, segala kegiatan dilakukan di rumah, baik itu bekerja, berolahraga, hingga beribadah. Selama hampir 4 bulan terkhir ini, umat Kristiani pada khususnya, melakukan kegiatan peribadatan rutinnya dari rumah, dan pengurus Gereja mulai menaikan level kapasitasnya dengan memasuki dunia digital untuk menggelar ibadah daring
Meski peribadatan di beberapa gereja sudah melakukan ibadah daring melalui platform digital berbagi video, seperti YouTube, jauh sebelum pandemi terjadi, ibadah daring masih terasa baru bagi sebagian jemaat. Dari suasana hingga bentuk penyajiannya menjadi hal yang baru.
Esensi utama dalam ibadah Gereja ada pada musik. Umat Kristiani pada umumnya menggunakan musik sebagai sarana penunjang peribadatan. Maka dari itu, musikpun harus diatur/ditata dengan baik dan SDM (Sumber Daya Manusia) yang terlibat dan yang ada kaitannya dalam tim musik juga perlu ditingkatkan.
Sejauh ini, masing-masing gereja sudah berusaha menyajikan konten ibadah yang baik, bahkan ada gereja yang benar-benar mengupayakan sumber daya atau peralatan yang canggih untuk menghasilkan konten ibadah yang memadai, namun ada juga gereja yang menggunakan peralatan seadanya untuk melakukan ibadah daring
Meskipun pada dasarnya esensi ibadah itu sama, yaitu mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa, tapi sebenarnya apa sih yang jadi pembeda antara ibadah daring dan ibadah langusng? Melansir dari sebuah situs, ada 3 hal teknis yang membedakan. Yang pertama dalam hal kualitas bunyi musikal. Dalam ibadah biasa, penyajian musikal dapat ditangkap langsung oleh jemaat, sementara untuk ibadah daring, harus ditransmisi lewat jaringan internet.
Kedua, karena ada transmisi lewat jaringan internet, interaksi dalam ibadah daring seakan ada jarak. Kalau dalam ibadah langsung bisa lebih terasa karena ada komunikasi langsung antara pemimpin ibadah dengan jemaat.
Ketiga, suasana peribadatan daring membuat jemaat yang biasa bisa fokus pada ibadah di Gereja harus benar-benar bisa menyesuaikan lagi karena suasananya berbeda. Jika jemaat tidak fokus dengan ibadah saat di rumah, konten ibadah daring ini hanya akan jadi tontonan saja
Meskipun demikian, apapun kondisinya, seperti kondisi pandemi yang sedang berlangsung hingga saat ini, ibadah tetaplah ibadah, yang menjadi sarana menghubungkan manusia dengan Tuhan, maka dari itu, pengurus gereja dan jemaat harus bisa menyesuaikan diri dengan tatanan normal baru yang ada dalam peribadatan dengan tetap membawa suasana kidmat dalam beribadah seperti beribadah di Gereja, meski hanya di rumah saja.
Facebook Comments